Mengikuti Gerakan Hentikan Penggunaan Sedotan Plastik Bisa Membantu Selamatkan Lingkungan

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Jakpat, sebanyak 89,52% responden masih menggunakan sedotan plastik. Sedangkan sisanya 10,48% sudah menggunakan sedotan yang bisa dipakai kembali (reusable straw).

Sedangkan, menurut laporan LSM Divers Clean Action (DCA), Indonesia mengonsumsi lebih dari 93 juta sedotan setiap harinya. Sedotan plastik sendiri merupakan 1 dari 10 sampah yang paling banyak terdapat di lautan.

Bahaya Sedotan Plastik

Plastik termasuk ke dalam zat beracun yang dapat mencemari lingkungan dan sulit diuraikan oleh tanah. Saat ini sampah plastik di Indonesia sudah mencapai 16% dibandingkan pada tahun 1995 yang hanya sekitar 9%.

Sedotan plastik dapat merusak biota laut seperti terumbu karang secara langsung dan menyebabkan ikan, burung laut, dan kura-kura mati jika berakhir di lautan. 

img src:
https://id.pinterest.com/pin/369506344422530705/

Padahal terumbu karang sangat penting bagi perlindungan kawasan pantai dari erosi, banjir, dan kerusakan karena air laut. Terumbu karang juga merupakan habitat biota laut dan tempat mereka mencari makan.

Selain itu, plastik juga dapat merusak ekosistem dalam bentuk mikroplastik. Mikroplastik termakan oleh binatang laut mulai dari ikan hingga plankton yang pada akhirnya dimakan oleh manusia sendiri.

Plastik hanya dapat terurai dalam waktu lebih dari 400 tahun. Padahal penggunaan kemasan plastik, termasuk sedotan, mungkin tak lebih dari 20 menit saja.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup yang dikutip dari Antara, sekitar 70% sampah plastik di Indonesia telah didaur ulang. Namun, sedotan plastik belum mendapatkan penanganan.

Pasalnya, pengumpul sampah plastik memilih botol atau barang plastik lain yang nilainya lebih tinggi. Sehingga sedotan plastik menjadi sampah yang tidak terdaur ulang.

Baca juga:
https://jakpat.net/info/simak-jenis-jenis-kopi-nusantara-terbaik-untuk-menemani-waktu-luang/

Tren Gerakan tanpa Sedotan

Gerakan tanpa sedotan mulai digalakkan melalui media sosial menyusul banyaknya temuan kerusakan lingkungan akibat sampah plastik. 

Seperti yang terjadi di Kosta Rika pada tahun 2015. Seekor kura-kura laut ditemukan dengan dugaan memiliki cacing parasit di hidungnya. Namun ternyata, benda mencurigakan tersebut merupakan sedotan berukuran 10cm. 

Mulai sekitar November 2018, gerakan mulai berhenti menggunakan sedotan plastik mulai dilakukan. Salah satunya oleh restoran cepat saji McDonald’s Indonesia dan Starbucks. Di 190 gerainya di Indonesia, McD sudah tidak lagi menyediakan dispenser sedotan.

Gerakan menghentikan penggunaan sedotan plastik juga dilakukan oleh para influencer melalui media sosial. Greenpeace Indonesia juga mulai menyuarakan gerakan lebih dari menghentikan penggunaan sedotan plastik, yaitu menghentikan penggunaan kemasan makanan dari plastik.

img src:
https://www.adsoftheworld.com

Melalui juru bicaranya, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Greenpeace Indonesia mendesak pemerintah untuk lebih gencar meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup.

Misalnya menerapkan penggunaan kantong plastik berbayar dan pembangunan infrastruktur daur ulang sampah. Tidak cukup hanya daur ulang, produsen barang-barang plastik juga perlu didesak untuk membuat barang dengan bahan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik.

Sebabnya, jumlah sampah yang dapat didaur ulang hanya di bawah 9% di Indonesia dan dilakukan oleh swasta atau sektor informal tanpa dukungan pemerintah. Dengan gerakan tanpa sedotan plastik, diharapkan ada dampak yang lebih besar untuk menyelamatkan lingkungan.

Produk Alternatif Sedotan Plastik

Sebagai pengganti sedotan plastik, saat ini sudah banyak produsen yang menawarkan alternatif sedotan dari bahan alami seperti bambu dan jerami. Beberapa restoran juga mulai memperkenalkan sedotan kertas sekali pakai.

img src:
Photo by Artem Beliaikin from Pexels

Ada pula sedotan dari bahan silikon yang mudah dicuci dengan cara direbus seperti dot bayi. Jika Jakpaters menginginkan sedotan yang awet dan memiliki desain menarik, tersedia pilihan sedotan akrilik, kaca, dan metal atau besi.

Nah, setelah mengetahui bahaya sedotan plastik, sudah saatnya Jakpaters mulai meninggalkanya. Bawalah sedotan yang dapat dipakai berulang-ulang ke mana saja atau hindari memakai sedotan.

Sumber: 

http://www.cosmopolitan.co.id/article/read/4/2018/13939/9-alternatif-sedotan-plastik-untuk-nostrawmovement
https://www.instagram.com/p/BvgQKNjgofB/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=nzyvxylzsjv0)
https://teknologi.id/trending/kenapa-sedotan-plastik-berbahaya-bagi-lingkungan/
https://www.voaindonesia.com/a/selamatkan-lingkungan-gerakan-tanpa-sedotan-mulai-nge-trend-di-masyarakat/4664637.html
https://www.antaranews.com/berita/767505/sehari-93-juta-sedotan-plastik-digunakan-di-indonesia

 2,088 total views,  2 views today

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x